Temukan informasi terkini dengan mengikuti akun sosial media kami

Ekonomi
UMKM Kukusan Olah Singkong Jadi Produk Lebih Modern
JD 08 - berita depok

68
Kamis, 24 Jul 2025, 19:31 WIB

Sucipto, pelaku usaha singkong UMKM Kukusan. (Foto:Diskominfo)

berita.depok.go.id - Singkong tidak hanya menjadi camilan tradisional, singkong kini bisa tampil lebih modern dan menarik.

Sang Singkong contohnya, produk yang dibuat oleh Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kelurahan Kukusan, sukses menghadirkan inovasi olahan tradisional menjadi produk yang kekinian.

Dia adalah Sucipto, pensiunan pegawai Kementerian Kesehatan, yang menekuni usaha rumahan olahan singkong. Semangat kewirausahaan, dapat mengubah bahan sederhana menjadi camilan modern yang digemari berbagai kalangan.

“Awal mulanya, karena saya bawa setiap gowes bersama komunitas. Alhamdulillah digemari dan disukai semua kalangan,” ujarnya kepada berita.depok.go.id, Kamis (24/07/25).

Antusiasme dari teman-teman komunitas menjadi titik awal untuk menjadikan singkong sebagai produk bernilai jual. 


Proses Produksi Sang Singkong

“Bahan baku dari pasar dan warung sekitar, dengan pilihan singkong yang mudah dikupas dan empuk saat direbus, menjadi kunci kualitas produk itu sendiri,” jelasnya.

Setelah direbus, singkong dibumbui dengan racikan yang dimodifikasi dari resep singkong Thailand. Kini, Sang Singkong hadir dalam dua varian rasa, yaitu manis asin dan keju.

“Dulu saya hanya buat yang manis. Tapi setelah melihat pasar, saya buat juga yang gurih karena tidak semua orang suka manis,” katanya. 

Dengan Inovasi yang sederhana, membuat produknya bisa diterima oleh seluruh lapisan konsumen. Mulai dari anak-anak hingga lansia.


Pemasaran dan Omzet Sang Singkong

Untuk pemasaran, lanjut Sucipto, berawal dari outlet di rumah maupun bazar. Kini ia juga menitipkan produknya di toko frozen food dan cafe. Sucipto juga membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin menjadi reseller. 

“Sistemnya kirim dulu, baru dibayar belakangan. Yang penting punya freezer, agar produk ini tahan lama,” tuturnya.

Dalam satu kali produksi, mampu mengolah 60 hingga 70 kilogram singkong. Produksi dilakukan tiga sampai empat kali seminggu, tergantung permintaan. 

Dari segi harga, satu kemasan memiliki berat 700 gram dan dijual dengan harga Rp15 ribu. Rata-rata, penjual menjual lagi produknya dengan harga Rp18 ribu hingga Rp20 ribu. Di platform online seperti Tokopedia, harganya bisa sedikit lebih tinggi.

Omzet bulanannya cukup menjanjikan. Meski belum dihitung secara detail, ia memperkirakan pendapatan bisa mencapai Rp5 juta. 

“Marginnya lumayan, karena biaya produksi sekitar 50–60 persen dari harga jual. Tapi karena kami juga banyak promosi, jadi keuntungan bersihnya masih fluktuatif,” pungkasnya. (JD 08/ MGG Lusi/ED 02)


Apa reaksi anda?
0
0
0
0
0
0
0