berita.depok.go.id - Bagi Wali Kota Depok, Supian Suri, Idulfitri bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga momen penuh nostalgia akan kenangan masa kecilnya.
Salah satu momen yang paling membekas baginya adalah ketika ia menganyam ketupat bersama ibunya.
"Saya kecil dulu suka naik ke pohon kelapa, metik kelapa muda, lalu ambil daunnya buat bikin ketupat. Setelah dianyam, ibu yang mengisi berasnya sampai kita masak bareng," ungkapnya kepada berita.depok.go.id, Senin (31/03/25).
"Dari dulu saya memang hobi buat ketupat, jadi mulai dari metik daun mudanya, menganyam, sampai memasaknya itu jadi bagian dari kenangan yang nggak bisa saya lupakan," ujar Supian Suri.
Selain tradisi ketupat, ada pula kebiasaan kebo andil, sebuah tradisi di kampungnya yang melibatkan patungan warga untuk membeli dan merawat kerbau sebelum akhirnya dipotong saat Idulfitri.
"Dulu, makan daging itu setahun sekali. Jadi, warga nabung sedikit-sedikit buat beli kerbau. Biasanya ada orang yang ditunjuk untuk merawatnya sampai H-2 sebelum Lebaran, lalu dipotong. Bahkan ada sugesti kalau kita cuci kaki di darah kerbau, kaki kita jadi mulus, nggak pecah-pecah," kenangnya sambil tersenyum.
Tak hanya itu, Supian Suri juga mengingat bagaimana suasana Lebaran di kampungnya dulu penuh dengan aktivitas tradisional, seperti mengaduk dodol, memarut kelapa, hingga menumbuk tepung.
Namun, seiring berkembangnya zaman, banyak kebiasaan tersebut yang mulai ditinggalkan, imbuhnya.
"Orang sekarang udah males lagi ngurusin hal-hal kayak gitu. Tapi kami masih berusaha mempertahankan beberapa tradisi yang bisa dilakukan," ujarnya.
Di akhir pembicaraan, Supian Suri mengajak masyarakat Depok menjadikan Lebaran sebagai momentum mempererat kebersamaan.
"Ini saatnya kita bersatu, membangun kebersamaan dalam keluarga, sesama warga Depok. Kita punya semangat yang sama untuk menjadikan Depok maju dan menjadi kebanggaan bagi kita semua," tutupnya. (JD09/ ED 01).