berita.depok.go.id - Wali Kota Depok, Mohammad Idris, beserta istri yang juga Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Depok, Elly Farida, menghadiri acara "Pagelaran Kenangan Mengabdi Untuk Depok" sebagai momen perpisahan keduanya menjelang purna tugas.
Acara yang berlangsung penuh haru dan kebersamaan ini menjadi ajang refleksi atas perjalanan panjang pengabdian mereka selama 14 tahun dalam pemerintahan Kota Depok.
Sebagai penghormatan kepada Wali Kota dan istri, acara diawali dengan Prosesi Mapag Papayung Agung oleh Ki Lengser, sebuah tradisi Sunda yang melambangkan penghormatan kepada pemimpin yang telah berjasa.
Suasana khidmat dan sakral terasa saat tarian khas Sunda dan musik gamelan mengiringi penyambutan, mencerminkan kekayaan budaya yang melekat pada Kota Depok.
Acara yang mengambil tempat di Aula Serba Guna Lantai 10, Gedung Dibaleka II, Balai Kota Depok, dilanjutkan dengan ditampilkannya video biografi, perjalanan karier politik, serta berbagai capaian Mohammad Idris selama menjabat sebagai Wali Kota Depok.
Kiai Idris sapaannya mengungkapkan bahwa angka 14 memiliki makna tersendiri dalam hidupnya, mulai dari masa sekolah, kuliah, hingga perjalanan karier di pemerintahan.
"Saya menempuh pendidikan dasar dan menengah selama 14 tahun, kuliah di Timur Tengah juga 14 tahun, dan kini 14 tahun mengabdi di pemerintahan Kota Depok. Ini mungkin kebetulan, tapi saya bersyukur bisa menjalani semua ini sebagai bagian dari perjalanan hidup saya," ujar Mohammad Idris dalam sambutannya, Senin (17/02/25) malam.
Ia juga mengenang bagaimana pengalamannya tumbuh di lingkungan yang plural dan beragam sejak kecil telah membentuk dirinya dalam memahami dinamika masyarakat Kota Depok yang multikultural.
"Sejak kecil saya sudah terbiasa hidup berdampingan dengan berbagai latar belakang suku dan agama. Itu membantu saya memahami bagaimana membangun Kota Depok yang majemuk ini dengan prinsip kebersamaan dan toleransi," tambahnya.
Dalam refleksi kepemimpinannya, Mohammad Idris menekankan bahwa pelayanan kepada masyarakat adalah nilai tertinggi dalam pemerintahan.
Ia mengapresiasi kerja keras seluruh jajaran Pemkot Depok dalam mewujudkan program-program yang berdampak nyata bagi warga.
"Tugas kami di pemerintahan adalah melayani. Tantangannya memang berat, tapi jika dilakukan bersama-sama, semua akan menjadi ringan. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan mitra pembangunan adalah kunci keberhasilan Kota Depok," tuturnya.
Acara semakin berwarna dengan penampilan dari para kepala perangkat daerah serta jajaran BUMD Kota Depok yang menyampaikan penghormatan mereka dalam bentuk seni dan hiburan.
Salah satu momen paling mengharukan adalah pembacaan puisi tentang perjuangan pemimpin Kota Depok, yang dibawakan oleh empat generasi, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, dan lansia.
Puisi ini menceritakan perjalanan panjang Depok dari masa ke masa, diwarnai dengan harapan agar kota ini terus berkembang menuju masa depan yang lebih baik.
Menjelang akhir acara, Mohammad Idris turut menyampaikan pesan dan harapannya bagi Kota Depok.
Ia menekankan pentingnya visi Kota Depok sebagai Kota Peradaban 2045, yang diharapkan bisa terwujud melalui kerja sama semua pihak.
"Visi Depok sebagai Kota Peradaban bukan sekadar wacana. Ini adalah mimpi besar yang harus kita realisasikan bersama. Tidak ada yang mustahil jika kita bekerja dengan tekad dan kolaborasi," tegasnya.
Ia juga mengakui bahwa selama masa kepemimpinannya, pasti ada kekurangan dan kesalahan yang terjadi.
Untuk itu, ia berharap para pemimpin yang akan datang dapat menyempurnakan segala hal yang belum tercapai.
"Kami sadar ada kekurangan selama kami memimpin. Semoga pemimpin berikutnya dapat melengkapi dan membawa Depok ke arah yang lebih baik," ujar Mohammad Idris, yang juga menyampaikan apresiasi kepada istrinya, Elly Farida, atas dedikasinya sebagai Ketua TP-PKK Depok.
Diakhir acara sebagai tanda penghormatan, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan berbagai komunitas serta organisasi mitra pemerintah memberikan cinderamata kepada Mohammad Idris dan Elly Farida.
Momen ini diakhiri dengan salaman dan peluk haru antara Kiai Idris dengan para ASN, komunitas, serta perwakilan masyarakat yang hadir. (JD 09/ ED 01).