berita.depok.go.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Depok mengambil langkah strategis dalam menangani persoalan sampah, menyusul kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung yang sudah melebihi kapasitas (overload).
Wali Kota Depok, Supian Suri, menegaskan bahwa sistem pembuangan terbuka (open dumping) di TPA Cipayung harus dihentikan, dan Pemkot kini tengah berproses untuk mengelola sampah secara mandiri dan berkelanjutan.
“Kita terus berupaya bagaimana Kota Depok menjadi kota yang nyaman. Salah satunya adalah dengan menjaga kebersihan dan mengelola sampah dengan baik. Karena itu, kita tidak bisa lagi bergantung pada sistem lama di TPA Cipayung,” ujar Supian Suri, usai meninjau sentra pengolahan maggot di wilayah Sukmajaya, Selasa (15/04/25).
Supian menambahkan, Pemkot telah memulai langkah konkret dengan menutup sejumlah Tempat Penampungan Sementara (TPS) liar dan mengubahnya menjadi ruang terbuka hijau, seperti taman lingkungan.
Selain itu, Kota Depok kini memiliki tiga Unit Pengelola Sampah (UPS) sentral berbasis pengolahan maggot atau larva Black Soldier Fly untuk menguraikan sampah organik.
“Ini adalah ikhtiar kita bersama. Sentra maggot ini akan menjadi pusat distribusi telur maggot ke 63 kelurahan di Depok, yang masing-masing akan mengembangkan satu RW pengelola maggot. Langkah ini bukan hanya mengurangi beban TPA, tapi juga jadi investasi lingkungan untuk masa depan,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok, Abdul Rahman, mengatakan bahwa Pemerintah Pusat telah memberikan sanksi administratif kepada Pemkot Depok terkait sistem open dumping di TPA Cipayung.
Salah satu instruksinya adalah penghentian sistem tersebut serta percepatan pengelolaan sampah ramah lingkungan.
“Kita sudah menerima arahan dari Pemerintah Pusat. Langkah pertama adalah menghentikan sistem open dumping. Kedua, memperbaiki dampak pencemaran lingkungan yang ditimbulkan. Untuk sampah harian, kami akan menjajaki kerja sama dengan pihak ketiga dan membuka ruang investasi bagi pengelolaan residu sampah,” ujar Abdul Rahman.
Ia menjelaskan, pengelolaan sampah di Kota Depok ke depan akan bertumpu pada tiga hal.
Pertama ialah pengolahan sampah organik melalui metode komposting dan budidaya maggot. Kedua optimalisasi Bank sampah untuk sampah bernilai ekomomis dan bisa di daur ulang.
Ketiga, implementasi teknologi modern yang berwawasan lingkungan dalam pengolahan sampah residu, yang didorong melalui kerjasama dengan investor swasta.
“Target akhirnya adalah nol pembuangan sampah ke TPA Cipayung. Sampah organik habis diolah maggot, sampah bernilai ekonomi dimaksimalkan lewat bank sampah, dan residu dikelola dengan teknologi yang sesuai standar lingkungan,” pungkasnya. (JD09/ ED 01).