Temukan informasi terkini dengan mengikuti akun sosial media kami

Kiai Idris Resmikan Gedung GKI Cilodong, Diharapkan Tingkatkan Suasana Kondusif

JD 02 - berita depok
Rabu, 1 Mei 2024, 16:52 WIB
Wali Kota Depok Mohammad Idris usai meresmikan Gedung GKI Bajem Cilodong, Rabu (01/05/24). (Foto: JD01/Diskominfo)

berita.depok.go.id - Tarian dari berbagai suku di Indonesia, di antaranya dari Batak, Toraja, Jawa, dan Tionghoa mengiringi kedatangan Wali Kota Depok Mohammad Idris di Gedung Gereja Kristen Indonesia (GKI) Bakal Jemaat (Bajem) Cilodong, Rabu (01/05/24).

kedatangan Kiai Idris, sapaan Wali Kota Depok, ke GKI Cilodong, untuk meresmikan gedung gereja di Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilodong tersebut.

"Sebuah kolaborasi tari nasional menggambarkan bahwa kita ini dari ragam etnis suku yang bisa memunculkan kedamaian," kata Kiai Idris kepada berita.depok.go.id, usai peresmian GKI Bajem Cilodong.

Oleh sebab itu, dia berharap dengan keberadaan gereja dapat meningkatkan suasana kondusif dan kedamaian, tentunya dengan cara pemahaman perilaku yang tepat kepada masyarakat dan jemaatnya. 

"Harapannya bahwa kita ingin adanya gereja bisa meningkatkan suasana kondusif dan kedamaian," sambungnya.

Terlebih, keberadaan gereja ini bersebelahan dengan Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), maka koordinasi penting dilakukan.

"Karena jika ada kelainan adat istiadat, persepsi dalam beribadah tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan," ujarnya.

Menurut Kiai Idris, secara eksternal juga menginginkan adanya kontribusi gereja dalam membantu program pemerintah.

Salah satunya, program Ketahanan Keluarga dalam memberikan pemahaman parenting dan mencegah kasus perceraian. 

"Para tokoh agama dapat mengingatkan kepada orangtua dan anak-anak terkait pola pengasuhan dan parenting," tambahnya. 

Kemudian, ujar dia, peran tokoh agama juga dibutuhkan tentang intoleransi, tentu dengan memberikan informasi kepada jemaatnya agar tidak ada pemahaman yang keliru. 

"Tokoh agama di sini sangat penting, jangan sampai ada kasus tertentu dan digeneralisir menjadi kesimpulan yang salah dan menimpulkan pemahaman intoleran," tutup Kiai Idris. (JD 02/ED 02)