Temukan informasi terkini dengan mengikuti akun sosial media kami

Khataman Alquran Jadi Tradisi Budaya Bangsa Indonesia

JD09 - berita depok
Minggu, 24 Maret 2024, 16:02 WIB
Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono. (Foto : Tangkapan Layar)

berita.depok.go.id - Indonesia memiliki berbagai tradisi keagamaan yang cukup kental di berbagai daerah. Bagi umat Islam Indonesia, salah satu tradisi yang hampir ada di setiap daerah ialah Khataman Alquran.

Di tengah kesibukan dan hiruk pikuk dunia modern, budaya mengkhatamkan Alquran tetap menjadi tradisi yang memperkaya rohani umat Islam. Tradisi ini masih terus dilestarikan oleh umat Islam di berbagai wilayah, hingga menjadi warisan budaya orang tua zaman dulu beserta kearifan lokal pengiringnya.

Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono mengatakan, Alquran adalah kitabullah atau kitab Allah yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad SAW melalui malaikat Jibril di bulan Ramadan, karena itu Ramadan sering disebut sebagai bulan Alquran. Bahkan, banyak umat Islam kembali membaca kitab suci ini. 

"Kita yang mungkin selama setahun jarang dibuka, Ramadan kembali dibuka, tetapi ada juga yang terbiasa dengan interaksi dengan Alquran di bulan suci ini semakin dekat dengannya. Ada yang bisa khatam berkali-kali dalam 1 bulan ini," tuturnya kepada berita.depok.go.id, Minggu (24/03/24).

Umat Islam, kata Bang Imam, sapaan Wakil Wali Kota Depok, berlomba-lomba membaca Alquran karena akan diganjar pahala yang banyak. 

Hal ini disebutkan dalam sabda Rasulullah dalam Hadis Riwayat Tirmidzi yang artinya, "barang siapa yang membaca satu huruf dari Alquran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الٓمٓ (Alif Lam Mim) satu huruf, melainkan Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf".

Tradisi Khatam Alquran di Indonesia

Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono menuturkan, salah satu daerah yang memiliki tradisi khatam Alquran, yaitu di Desa Lebo Kabupaten Konawe Kepulauan. Khatam Alquran dilakukan tiap tahun dengan acara iring-iringan santri yang disertai lantunan marhaba.

"Tradisi ini menjadi wadah berkumpul atau bersilaturrahmi, menambah perekonomian bagi masyarakat, serta juga menarik perhatian masyarakat dalam penyiaran agama Islam dalam melalui budaya tersebut," terang Bang Imam, sapaannya.

Fenomena khataman Alquran yang terjadi di Desa Lebo telah berlangsung secara turun temurun. Salah satu hal yang paling menonjol atau ditunggu-tunggu masyarakat Lebo adalah ketika puncak dari acara khatam Alquran, atau dalam bahasa lokal disebut hatamua. Yakni dengan mengadakan pesta yang dimeriahkan oleh seluruh warga Desa Lebo baik dari anak-anak maupun orangtua.

Selanjutnya, tradisi khataman Alquran di Aceh puncaknya dirayakan dengan nama “kuwah beulangong”. Tradisi kuwah belangong merupakan kenduri yang juga dikenal dengan nama Tammat Daruh atau khatam Alquran untuk memperingati Nuzulul Quran.

Pada kenduri ini disajikan aneka masakan dan berbagai jenis kue. Salah satu menu utama kenduri nuzulul quran di Aceh ini adalah kuwah beulangong. Kuwah beulangong adalah makanan yang terdiri dari daging sapi atau kambing yang dicampur dengan nangka muda serta bumbu yang khas. 

"Menu ini dimasak di masjid dalam kuali besar atau belanga secara bergotong-royong dan di makan bersama-sama," katanya.

Sedangkan masyarakat Sumatera Barat, tradisi khatam Alquran yang biasa disebut Tamat Alquran, adalah upacara penghargaan dan tanda pandainya seorang anak belajar mengaji. Dalam upacara ini pesertanya terdiri dari anak-anak yang telah bisa membaca dengan Alquran dengan tajwid atau mahraj.

"Ini upacara penghargaan kepada anak-anak yang bisa membaca Alquran dengan aturan benar. Upacara ini berlangsung meriah dan diselenggarakan dengan rangkaian acara yang sifatnya tradisional," jelas Bang Imam.

Lalu juga ada, Tradisi Mandabiah Jawi (menyembelih sapi) Khatam Alquran anak-anak yang merupakan bagian dari adat Suku Minangkabau. Kegiatan ini suatu keharusan sebagai ungkapan rasa syukur atas keberhasilan anak-anak belajar mengaji dan rasa kebersamaan dan kegembiraan dengan penyembelihan sapi. 

"Bisa juga dengan membeli makanan bahan daging yang sudah jadi dimasak malah ada juga membeli nasi kotak atau nasi bungkus untuk hidangan acara upacara Khatam Alquran," ungkap Bang Imam.

Tradisi Khataman Alquran di Kota Depok

Bang Imam menyatakan, di Kota Depok sudah banyak orang, lembaga sekolah atau pesantren yang melakukan kegiatan khataman Alquran. Tetapi, belum terekspos atau dijadikan sebuah budaya yang dirayakan.

"Ini sebuah kegiatan kebaikan dan banyak manfaat yang akan kita dapat, baik semakin dekatnya umat Islam kepada Alquran, menambah iman, pemberantasan baca tulis Alquran, juga akan membangkit nilai ekonomi, sosial dan pariwisata baru bagi Kota Depok," tuturnya.

"Pastinya ayo warga Depok kita baca, fahami, dan amalkan Alquran," tutup Bang Imam (JD09/ED02)