berita.depok.go.id - berita.depok.go.id - Kepala Badan Keuangan Daerah (BKD) Kota Depok Wahid Suryono mengharapkan para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di wilayah setempat untuk segera beradaptasi dengan transaksi bisnis secara digital melalui pembayaran nontunai.
Langkah ini perlu dilakukan untuk meningkatkan produktivitas dan inklusivitas ekonomi yang berkesinambungan, mulai dari masyarakat, para pelaku usaha, terutama Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
"Perkembangan teknologi memaksa kita untuk terus melakukan adaptasi. Transaksi digital memungkinkan individu menjadi lebih produktif dengan memanfaatkan keahlian dan potensi agar lebih maksimal, khususnya pada UMKM,” katanya, usai acara High Level Meeting dan Capacity Building Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Kota Depok di Ballroom Hotel Savero, Rabu (29/11/23).
Dikatakannya, transformasi digital diperlukan sebagai akselerator pemulihan ekonomi dan penguatan fondasi perekonomian untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.
Wahid menyebut, menurut data dari Bank Indonesia (BI), Kota Depok menduduki posisi ke-4 se-Jawa Barat atas penggunaan merchant Qris (pembayaran digital).
“Kota Depok memiliki jumlah merchant Qris yang cukup tinggi, yaitu menempati posisi ke-4 dengan total 419.044 unit. Untuk volume transaksinya yaitu 22,4 juta kali sepanjang tahun 2023 dan didominasi oleh UMKM,” terangnya.
“Dengan mengimplementasikan pembayaran digital di masyarakat umum, kami yakin akan lebih banyak konsumen yang datang untuk melakukan transaksi jual beli," jelasnya.
"Untuk itu, kami imbau masyarakat agar melakukan transaksi jual beli secara digital melalui pembayaran nontunai,” tutupnya. (JD 08/ED 02)