Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono (kanan) bersama Manager Smart Green Campaign 2021, dari Ui, Lin Yola (kiri) pada diskusi internasional Smart Green Campaign 2021, Kamis (02/12/21). (Foto : Diskominfo).
berita.depok.go.id - Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono (IBH) memaparkan sejumlah program Pemerintah Kota (Pemkot) Depok dalam mewujudkan Kota Hijau Pintar. Program-program tersebut dipaparkan IBH secara daring saat menjadi pembicara dalam diskusi internasional Smart Green Campaign 2021 yang digagas School of Strategic and Global Studies Universitas Indonesia (SSGS UI) dan Universitas UCSI Malaysia.
Menurut IBH, dalam membangun Kota Hijau dan Cerdas diperlukan pembangunan berkelanjutan. Untuk itu, pihaknya mempertimbangkan kedua isu tersebut dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Depok 2021-2026.
"Anggaran juga telah disiapkan untuk mewujudkan Kota Hijau Pintar melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) dan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3)," kata IBH dalam diskusi tersebut, Kamis (02/12/21).
Dijelaskan IBH, Pemkot Depok juga sudah memiliki Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Kota Hijau dan Peraturan Wali Kota Depok Nomor 15 Tahun 2019 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Belanja Plastik dan Wadah atau Kemasan Makanan dan Minuman. Semua itu menjadi dasar hukum dalam pengelolaan dan penanganan dalam mewujudkan Kota Hijau dan Cerdas di Depok.
Lebih lanjut, ujar IBH, pihaknya berkomitmen untuk mengelola hutan kota dan terus menambah ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Depok. Saat ini, Kota Depok telah memiliki Taman Hutan Raya (Tahura), alun-alun dan puluhan taman kelurahan yang jumlahnya akan terus ditambah.
"Tidak hanya pemerintah yang bergerak, kami juga memberdayakan warga dalam pengelolaan sampah melalui bank sampah. Tentu dengan dukungan dari komunitas lingkungan hidup dan unversitas di sekitar," tuturnya.
Dijelaskan IBH, bank sampah di Kota Depok sudah berdiri sejak tahun 2011. Hingga kini jumlahnya sudah 317 bank sampah di tingkat RW dengan dua bank sampah induk.
IBH menuturkan, lewat bank sampah, warga diajarkan cara memilah-memilih sampah untuk dimanfaatkan. Baik sebagai pupuk ataupun diubah menjadi kerajian yang bernilai ekonomis
"Kami juga membentuk koperasi minyak jelantah dan sampah. Itu menjadi dukungan besar bagi pemerintah dalam mewujudkan program Zero Waste City," ucap IBH.
IBH mengungkap, Kota Depok juga memiliki sejumlah komunitas lingkungan hidup, antara lain Komunitas Ciliwung, Setu dan Kelompok Tani. Mereka semua bergerak dalam pelestarian lingkungan dan ketahanan pangan.
"Semoga dengan semua upaya yang dilakukan ini, cita-cita yang diinginkan Kota Depok dapat terwujud. Tentunya dengan dukungan semua pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat," pungkas IBH. (JD 09/ED 02/EUD02)