berita.depok.go.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok terus menggencarkan upaya eliminasi tuberkulosis (TBC) dengan menggelar kampanye TOSS TBC (Temukan, Obati, Sampai Sembuh Tuberkulosis) di Depok Open Space (DOS), Minggu (09/11/25).
Kegiatan ini diadakan bersamaan dengan Depok Literacy Festival 2025, dan diikuti ratusan warga yang memadati area Balai Kota Depok saat Car Free Day (CFD).
Acara diawali dengan senam bersama, dilanjutkan dengan penyuluhan kesehatan tentang bahaya TBC serta pemeriksaan kesehatan gratis bagi masyarakat.
Tujuan dari kegiatan ini adalah mengedukasi warga tentang pentingnya deteksi dini TBC serta memastikan masyarakat mengetahui bahwa penyakit ini bisa disembuhkan.
Kepala Dinkes Kota Depok, Mary Liziawati, yang hadir membuka kegiatan tersebut, menjelaskan bahwa TBC masih menjadi tantangan kesehatan global, termasuk di Indonesia dan Kota Depok.
“TBC ini masih menjadi permasalahan ya di dunia, di Indonesia jadi masalah, di Depok kota kita tercinta juga masih menjadi masalah,” ujar Mary di hadapan peserta kampanye.
Ia menjelaskan bahwa kampanye TOSS TBC dilakukan agar masyarakat lebih mengenal gejala dini TBC serta mendorong penderita untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.
“Harapannya masyarakat mengenali gejala dini dari TBC. Kalau batuk lebih dari dua minggu, segera periksakan ke puskesmas. Semua puskesmas di Kota Depok sudah bisa melakukan pemeriksaan untuk diagnosis tuberkulosis,” jelasnya.
Mary menambahkan bahwa saat ini seluruh 38 puskesmas di Kota Depok telah mampu memberikan layanan pemeriksaan dahak dan pengobatan TBC.
Bahkan, stok obat yang tersedia mencukupi untuk kebutuhan pasien.
Ia juga menekankan pentingnya dukungan sosial bagi para penderita TBC agar tidak merasa dikucilkan oleh lingkungan.
“Berikan dukungan kepada yang memang sudah dianggapkan positif tuberkulosis, jangan dijauhi. Kita hilangkan stigma. Yang sakit TBC jangan dikucilkan, karena bisa disembuhkan,” tuturnya.
Menurutnya, keberhasilan eliminasi TBC tidak bisa hanya bergantung pada sektor kesehatan, tetapi membutuhkan kolaborasi lintas pihak, mulai dari tokoh masyarakat, dunia pendidikan, hingga dunia usaha dan media.
“Kita upayakan eliminasi TBC di 2030. Jadi perlu dukungan dari semua pihak, bukan hanya Dinas Kesehatan, puskesmas, dan rumah sakit, tetapi juga tokoh masyarakat, tokoh agama, dunia pendidikan, dunia usaha, dan media. Semuanya harus dukung,” katanya.
Mary menutup dengan ajakan optimistis kepada masyarakat untuk bersama-sama melawan TBC.
“Ayo kita tanggulangi tuberkulosis di Kota Depok. TOSS TBC - Temukan, Obati, Sampai Sembuh Tuberkulosis, sehingga Kota Depok bisa mewujudkan eliminasi TBC di 2030,” pungkasnya. (JD09/ED 01).
