berita.depok.go.id - berita.depok.go.id - Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Depok menjadi salah satu tim dari puluhan iring-iringan mobil ambulans dan jenazah yang menjemput korban kecelakaan bus di Kabupaten Subang, yang ditumpangi siswa SMK Lingga Kencana Depok.
Ada kisah pilu dan haru dibalik cerita petugas PMI yang menjemput korban luka maupun meninggal dunia (MD).
Koordinator lapangan PMI Kota Depok, Sarah Aprilianti menceritakan, tidak tidur selama proses penjemputan yang berlangsung sejak Sabtu (11/05) hingga Minggu (12/05) kemarin. Tepatnya mulai dari evakuasi pasien sampai kembali lagi ke Markas PMI Kota Depok di Jalan Boulevard Raya, Grand Depok City.
"Karena setelah mengantarkan korban ke rumah sakit (RS) di Depok, kita harus tetap standby walaupun sudah kembali ke Markas. Masih ada tiga korban kritis yang ditinggal di Subang. Khawatir ada panggilan mendadak untuk jemput (korban)," ujarnya, kepada berita.depok.go.id, Selasa (14/05/24).
Wanita yang menjabat sebagai Kepala Bidang Pelayanan PMI Kota Depok mengatakan, selama berada di Subang, pihaknya juga mendapat dukungan penuh dari PMI Kabupaten Subang yang dengan sigap melakukan koordinasi. Baik terkait pasien yang akan dibawa menggunakan ambulans milik PMI Kota Depok maupun jenazah yang masih melalui proses pemulasaran.
"Selama proses tersebut, perasaan kami nano-nano ya. Kita harus bisa tenang walaupun dalam keadaan hectic di lapangan. Kita harus bisa take over diri, calm down juga. Di sisi lain, kita juga harus bisa menenangkan psikis keluarga yang terguncang," kata Sarah.
Dijelaskannya, terdapat beberapa keluarga korban yang langsung ke RSUD Subang untuk melihat kondisi anaknya. Korban yang mengalami luka berat juga turut ditemani keluarga selama berada di ambulans.
"Korban yang kami bawa mengalami luka berat, seperti, pneumotoraks karena paru-paru terbentur, sehingga sesak/kesulitan nafas. Korban juga mengalami memar di kedua tangannya, hingga harus diinfus melalui kaki. Oksigen 5 liter juga standby. Trauma sangat terlihat, sehingga kami coba tenangkan baik untuk pihak keluarga maupun pasien," ucapnya.
Kendati demikian, Sarah mengaku, selama proses pemindahan korban kecelakaan, tidak ditemukan kendala. Korban dan pihak keluarga juga kooperatif mengikuti setiap instruksi maupun arahan yang diinformasikan oleh PMI Kota Depok.
"Pelatihan yang kerap diberikan PMI Kota Depok menjadi bekal yang cukup bagi kami dalam menghadapi situasi di lapangan," ungkapnya.
"Panik dan cemas harus dikesampingkan terlebih dahulu. Yang utama adalah pertolongan maksimal harus diberikan ke pasien, agar kondisi pasien tetap stabil," sambung Sarah.
"Mudah-mudahan kami bisa terus memberikan manfaat untuk sesama dalam misi kemanusiaan," tutupnya. (JD 08/ED 02)