berita.depok.go.id - berita.depok.go.id - Alun-alun Kota Depok dan Taman Kelurahan Jatijajar hari ini dinilai oleh tim dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia (RI). Ada beberapa poin penilaian yang ditetapkan untuk menjadi indikator penilaian.
Ketua tim penilai Kementerian PPPA RI, Afianto mengatakan, harus ada indikator alat-alat yang tersedia di ruang bermain bagi anak. Seluruhnya memerlukan keterangan dari dokter ahli, guru olahraga atau psikolog.
"Alat mainnya harus khusus digunakan oleh anak-anak, lalu terdapat pohon, jalur evakuasi, CCTV, dekat dengan klinik, ruang ibadah dan air mancur," ujarnya saat ditemu berita.depok.go.id di Alun-alun Kota Depok, Rabu (30/11/22).
Dirinya melanjutkan, di dalam ruang bermain anak tidak boleh ada wifi, karena akan memecah konsentrasi anak sehingga enggan untuk bersosialisasi dengan yang lainnya. Lalu, area bermain harus jauh dari lokasi pertambangan, tempat pembuangan sampah, tidak berpolusi, tidak ada Pedagang Kaki Lima (PKL) dan harus dibatasi dengan pagar.
"Terakhir dan yang paling penting adalah harus ada anggaran untuk menjamin ruang bermain tersebut untuk menjaga keberlangsungannya selama tiga tahun," tambahnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), Nessi Annisa Handari menambahkan, tahun ini Pemkot Depok mengajukan dua taman untuk mengikuti sertifikasi Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA). Sebelumnya dua taman ini dinilai untuk menambah jumlah taman yang sudah tersertifikasi di Depok.
"Lembah Gurame menjadi satu-satunya taman yang sudah tersertifikasi," ujarnya.
"Semoga masyarakat juga bisa ikut membantu memelihara fasilitas yang kami sediakan untuk anak, sehingga para anak mempunyai kenangan indah di taman dan bisa membantu menjadikan anak hebat dimasa akan datang," (JD10/ED02/EUD02)
